Selasa, 26 Mei 2020

BHS : KONEKSITAS TRANSPORTASI SEMI MASSAL SIDOARJO HARUS MERATA ANTAR KECAMATAN DAN TINGKAT DESA




  Bambang Haryo Soekartono (BHS) mempunyai strategi untuk mengembangkan transportasi semi massal masyarakat Sidoarjo. Setelah mencoba berkeliling menggunakan angkutan umum dibeberapa titik, BHS mengungkapkan gagasan-gagasannya terkait pengembangan transportasi tersebut.
  “Sidoarjo membutuhkan transportasi public semi massal untuk wilayah kota dan kecamatan sampai ke desa yang terhubungkan dengan transportasi massal maupun super massal. Transportasi semi massal itu akan menghubungkan 353 kelurahan/desa di 18 kecamatan, Kabupaten Sidoarjo,” Ujar BHS dilansir dari republikajatim.
     Letak sidoarjo yang cukup strategis yaitu antara Kota Surabaya, Gresik, Mojokerto dan Pasuruan yang menurtu BHS adalah potensi yang harus dioptimalkan. Menurutnya transportasi semi massal yang menghubungkan berbagai wilayah di Sidoarjo itu penting sebagai pengumpan baik massal ataupun supermassal berupa bus dan kereta api yang menghubungkan kota-kota metropolitan sekitar Sidoarjo.
   Anggota DPR RI Komisi V Periode 2014-2019 ini mengungkapkan konektifitas dalam transportasi public itu sangat penting. Menurutnya semua transportasi public di Sidoarjo harus terkoneksi, bahkan jangkauan konektifitas tersebut harus mampu ke seluruh wilayah kecamatan dan desa di Sidoarjo. Tidak kalah penting juga bisa terkoneksi dengan sarana transportasi massal lainnya seperti bus dan Kereta Api.
     Politisi Gerindra tersebut juga mengungkapkan pemerintah daerah juga perlu berperan dalam memberikan iklim usaha yang baik pada transportasi publik. Penyediaan Public Service Obligation (PSO) juga diperlukan untuk menjamin ketersediaan alat transportasi. Karena jika pendapatan menurun dibawah biaya opersional dana tersebut diperlukan untuk lintasan trayek komersial untuk menjamin ketersediaan alat transportasi.
   Selain itu BHS juga menyambut baik kebijakan Dinas Perhubungan bersama DPRD Sidoarjo yang menjanjikan subsidi Rp 2 miliar. Hal ini untuk melancarkan transportasi siswa-siswi atau pelajar yang ada di Sidoarjo secara gratis. Karena menurutnya keselamatan bagi nyawa public nilainya tidak terhingga, bahkan jika dibandingkan dengan APBD Sidoarjo yang sekitar Rp 5,3 Triliun. Oleh karena itu jaminan terhadap keselamatan transportasi public juga sangat penting selain ketersediaan transportasi.
   “Kami minta DPRD dan Dishub agar menjamin keselamatan nyawa public, ketepatan waktu dan kenyamanan demi kepentingan masyarakat Sidoarjo. Kalau belum bisa nanti kalua saya diamanahi menjadi Bupati Sidoarjo bakal kami realisasikan dengan baik,” Ungkap Bacabup Sidoarjo tersebut.

     Salah seorang pengusaha transportasi Sidoarjo, M Djunaidi mengaku bahwa pengusaha transportasi di Sidoarjo sering merugi. Djunaidi yang sebelumnya punya 15 angkot sekarang tinggal 4 angkot. “Karena itu kami pengusaha dan sopir angkot Sidoarjo mendukung program pemerintah untuk angkot digunakan sarana transportasi pelajar, pegawai dan para karyawan pabrik di Sidoarjo. Itu sudah kami sampaikan ke Dishub dan DPRD Sidoarjo tapi belum ada realisasi. Sekarang angkot di Sidoarjo untuk menutup setoran saja susah. Makanya banyak pengusaha angkot di Sidoarjo mati kutu,” tandas warga desa Wedoro Klurak, Kecamatan Candi Sidoarjo, dilansir dari republikajatim.
    Menanggapi banyaknya kerugian dan kendala yang diungkapkan oleh pelaku usaha, BHS menambahkan bahwa Pemerintah harus menjamin keseimbangan supply dan demand yakni penyedia transportasi dan pengguna transportasi harus ada keseimbangan. Selain itu, BHS juga berkomentar tentang bahan bakar utamanya solar. Menurutnya harga minyak dunia turun anjlok namun harga bbm di Indonesia tak berubah dan jauh lebih mahal. Dicontohkan di Malaysia dan Singapura yang harganya sudah mencapai Rp.2.600 sampai Rp3.200 per liter.
  “Tugas pemerintah mendesak Kementerian ESDM dan Pertamina agar segera menyesuaikan harga BBM sebenarnya untuk meringankan biaya BBM bagi transportasi public massal dan semi massal. Bila harga sebenarnya subsidi solar Rp1.000/liter dan premium Rp1.500/liter maka selayaknya harga BBM nasional Rp3.000 sampai Rp3.500. Selain itu yang perlu diperhatikan dan dipahami adalah transportasi yang tepat waktu sesuai kebutuhan masyarakat dan jaminan keselamatan serta jaminan kenyamanan untuk transportasi publik,” Tegas BHS .

Minggu, 17 Mei 2020

KUNJUNGI PASAR SUKODONO, BHS MELIHAT PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BUKA TUTUP PASAR



        Bakal calon bupati (bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyapa pedagang pasar Sukodono. Setibanya di Pasar BHS langsung melakukan dialog dengan para pedagang dan memberikan masker kepada pengunjung dan pedagang di Pasar Sukodono.
         Menurut BHS, kebijakan buka tutup pasar dinilai tidak efektif dan banyak merugikan pihak-pihak. Dalam kebijakan buka-tutup tersebut akan menjadikan penumpukan pembeli beberapa kali lipat dan bahan-bahan makanan pun ada yang tidak tahan lama, ataupun nanti tidak fresh.Politisi tersebut menambahkan juga yang tidak kalah penting adalah anjuran kepada masyarakat untuk berbelanja dipasar sekitar rumah atau terdekat.
        BHS mendukung penghapusan kebijakan buka-tutup pasar tradisional. Politisi Gerindra ini bersyukur dengan adanya penghapusan kebijakan tersebut, sekarang para pedagang dapat berjualan senormalnya, namun harapannya tetap memperhatikan himbauan pemerintah.
      Sembari mengelilingi pasar Sukodono dari mulai pedagang sayur, daging, barang-barang perlengkapan rumah tangga, banyak keluhan-keluhan seputar merosotnya omset pedagang dimasa Covid-19 dan pemberlakuan PSBB. BHS yang termasuk menjadi inisiator pembangunan Pasar Sukodono cukup prihatin.
    “Pasar tradisional harus bisa buka setiap hari. Namun tetap memperhatikan protocol kesehatan seperti, menyediakan tempat cuci tangan dan wajib memakai masker, kemudian dihimbau untuk masyarakat berbelanja ditempat yang terdekat” Ucap Politisi Partai Gerindra itu.
      Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 2014-2019 juga menambahkan bahwa pentingnya masyarakat untuk mematuhi PSBB dan berbelanja dipasar terdekat. BHS menghimbau untuk tetap mematuhi aturan pemerintah dan menjaga kesehatan sebaik mungkin. 
        Siti Sarirotin mengeluhkan selama PSBB pendapatannya turun, kemudian ditambah kebijakan buka-tutup yang membuat pendapatannya semakin turun. Oleh karen itu pedagang daging ayam tersebut bersyukur karena kebijakan buka-tutup sudah dihapus.
      Bacabup yang hendak berangkat dari koalisi Gerindra-Golkar ini juga menyoroti beberapa fasilitas yang terdapat di pasar Sukodono. “Fasilitasnya sudah cukup baik tinggal dirawat saja. Mungkin yang diperlukan adalah penambahan ATM dan tenaga keamanan saja,” Ungkap Pengusaha sukses Pemilik PT.Dharma Lautan Utama Group.
     “Memang kebijakan buka-tutup pasar banyak dikeluhkan oleh pedagang dan konsumen. Oleh karena itu kami berinisiatif mengirimkan surat ke Pemkab Sidoarjo agar para pedagang Pasar Sukodono bisa berjualan normal,” Ucap Hariyanto kepala Pasar Sukodono.
        Hariyanto menegaskan bahwa kebijakan buka tutup pasar sudah tidak berlaku. Hanya ada pembatasan jam operasional saja yaitu 04.00 WIB sampai 11.00 WIB. Selain itu pihaknya juga sudah melakukan pembebasan retribusi selama tiga bulan.
      “Pasar Sukodono merupakan pasar yang sudah ber SNI di Sidoarjo. Hal ini harus dipertahankan dan ditingkatkan tentunya. Harapannya pasar Sukodono ini bisa menjadi contoh dan semua pasar di Sidoarjo harus sudah bersertifikasi SNI, demi menjaga kenyamanan pihak pembeli dan pedagang” Pungkas Bacabup Sidoarjo.

Sabtu, 16 Mei 2020

KUNJUGI CANDI DERMO, BHS AKAN MERAWAT ASET SEJARAH DI SIDOARJO



    

    Bakal calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) kali ini berbagi sembako dan mampir melihat aset sejarah yang ada di Kecamatan Wonoayu. Sebuah candi yang terletak di Dusun Candinegoro Kecamatan Wonoayu ini bernama Candi Dermo. BHS ingin merawat salah satu aset sejarah Sidoarjo tersebut dengan melengkapi beberapa infrastruktur untuk menarik perhatian para wisatawan.
     “Candi Dermo ini kira-kira dibangun di zaman Majapahit, tetapi dimasa akhir peralihan dari kerajaan Hindu ke Islam. Rencananya akan dibangun sebuah candi besar, namun Candi Dermo ini adalah bagian pintu gerbangnya saja,” Ujar Hadi Iswanto Penjaga situs sejarah Candi Dermo.
    Menurut keterangan Hadi, terdapat sebuah pemakaman yang terletak disebelah pas lokasi Candi Dermo. Dalam lokasi pemakaman tersebut, terdapat Makam Mbah Kuning salah satu tokoh yang membabat Candinegoro dan diperingati juga Haulnya pada setiap tahun.
     “Seluruh masyarakat harus tahu Candi Dermo merupakan aset sejarah yang kita miliki. Ini bisa kita kenalkan ke generasi muda, dari mulai anak TK, SD, SMP dan SMA. Siapa lagi yang akan melestarikan dan mengangkat peninggalan sejarah ini jika bukan kita masyarakat Sidoarjo. Wisata ini harus bisa dikenal di Jawa Timur bahkan Nasional” Tegas BHS sambil memberikan bingkisan Sembako pada Hadi Iswanto.
     Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Periode 2014-2019 ini juga menambahkan bahwa Candi Dermo ini bisa juga sebagai wisata religi dengan adanya makam Mbah kuning. Kemudian BHS juga menginginkan masyarakat sekitar bisa membuat UMKM yang menjual aksesoris khas Candi Dermo.

    “Kita tidak boleh melupakan sejarah. Pengenalan situs sejarah ini menjadi sangat penting utamanya kepada generasi muda. Harus ada kunjungan rutin para pelajar agar mengenal aset ini. Kemudian juga bisa diadakan kegiatan budaya misalnya tari-tarian atau lomba kebudayaan yang lain di sekitar Candi ini agar membuat masyarakat antusias mengunjungi Candi Dermo” Ucap Cak BHS.
  BHS juga menginginkan kelengkapan infrastruktur yang menunjang juga perlu diperhatikan. Misalnya papan informasi terkait asal usul Candi Dermo. Kemudian harapannya Candi ini bisa segera selesai tepat waktu karena sudah memakan waktu enam tahun dalam masa pemugaran Candi.
  “Rencananya tahun 2020 ini bakal selesai proses pemugarannya. Karena proses pemugaran sudah dimulai pada tahun 2014 lalu. Karena kondisi ini juga yang biasanya Candi Dermo ramai kunjungan oleh para siswa pelajar dihari sabtu dan minggu saat ini belum bisa maksimal.” Tandas Hadi Ismawanto.
           

Jumat, 15 Mei 2020

BHS : SWASEMBADA SUSU UNTUK TEKAN ANGKA STUNTING DI SIDOARJO




       Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono kunjungi salah satu peternak Sapi perah di Desa Plaosan, Kecamatan Wonoayu. Masih dalam serangkaian BHS Peduli Sidoarjo untuk membagikan sembako, kali ini buruh sapi perah menerima bantuan sembako tersebut.
       BHS yang kerap kali membagikan susu kepada anak-anak kecil yang ditemui, kali ini langsung melihat proses pemerahan susu di kandangnya. Dalam sehari peternak sapi perah tersebut mampu menghasilkan 100 liter susu murni. Namun semenjak pandemic Covid-19 penjualan susu menurun hingga 20 persen.
       Seperti yang sering dilontarkan, bahwa BHS ingin menekan angka stunting yang cukup tinggi dengan cara mencukupi gizi anak-anak Sidoarjo. Politisi Gerindra ini mengaku telah menyiapkan skema swasembada susu di Sidoarjo. Salah satu contoh program yang sudah disiapkan adalah minum susu gratis untuk kalangan pelajar sebulan dua kali.
     “Kalau swasembada susu terjadi, maka mendorong suksesnya program saya minum susu gratis satu bulan dua kali. Sehingga minum susu ini harapanya juga dapat menurunkan angka stunting Sidoarjo yang cukup tinggi di Jawa Timur” Ujar BHS saat membagi sembako untuk pra pemerah susu di peternakan sapi milik Suryadi di Plaosan.
      Selain itu program ini juga mampu memberdayakan para peternak sapi di Sidoarjo. Langkah yang akan BHS lakukan adalah dengan menginventarisir jumlah peternak dan sapi, setelah itu apabila ada kekurangan akan diberikan bantuan untuk menambah jumlah sapi atau bantuan pakan dan pasokan air.

   “Bantuan mesin pendingin susu juga diperlukan untuk menjaga agar susu tetap fresh. Hal lain yang juga bisa dilakukan adalah pengoptimalan susu untuk diolah menjadi komoditas makanan atau minuman lain, agar harga jualnya bisa lebih tinggi dibandingkan hanya dijual dalam bentuk susu murni,” Tegas Cak BHS.
       Keluhan Suryadi tentang harga pakan yang terus naik dan perlunya kemudahan untuk perizinan, pengemasan dan pemasaran menjadi perhatian Bacabup Sidoarjo ini. “Realisasi Kredit Usaha Rakyat harus benar-benar dipahami dan dinikmati oleh para pelaku usaha. Kemudian, izin memang harus dipermudah agar produk ini memperoleh kepercayaan publik dan kreatifitas dalam pengemasan juga perlu diperhatikan agar publik tertarik untuk membeli,” Imbuh BHS menanggapi keluhan Suryadi.
   Kades Plaosan, Arifin sudah melakukan pengenalan produk desanya ke tingkat kecamatan Wonoayu. Bahkan upaya pengembangan terus didorong oleh Desa, karena peterakan milik Suryadi ini mampu menarik tenaga kerja di kampung sekitar.         

BHS SIAP JADI BAPAK UNTUK MENGHIDUPKAN IKLIM PERSEPAKBOLAAN SIDOARJO





     Bambang Haryo Soekartono (BHS) bersilaturahmi dan berbagi sembako untuk salah satu pemain legendaris deltras Sidoarjo, Isdianto. Silaturahmi tersebut dilakukan di Kecamatan Sukodono di warung kopi milik Isdianto mantan pemain belakang Top asal Sidoarjo. Selain Isdianto, ada juga Gatot salah satu pelatih kondang yang banyak melatih club di Blitar ikut nimbrung membahas persepakbolaan di Sidoarjo.
     “Ketika berbicara sepakbola saya cukup idealis, karena saya berangkat dari karir mulai nol dari bawah. Berbicara sepak bola Sidoarjo yang perlu dihidupkan adalah kompetisi Internal. Karena disitulah bibit-bibit regenerasi muncul. Banyak sekali club-club atau Sekolah sepakbola di setiap kecamatan di Sidoarjo, namun yang kurang adalah wadah untuk mereka bertemu yaitu kompetisi” Ujar Isdianto.
   Menanggapi hal tersebut BHS ingin mengarahkan CSR perusahaan untuk membantu menghidupkan persepakbolaan di Sidoarjo. Banyaknya jumlah perusahaan yang ada di Sidoarjo seharusnya bisa juga dimanfaatkan untuk menghidupkan Sepakbola Sidoarjo. Dana tersebut diharapkan bisa mengcover kebutuhan persepakbolaan Sidoarjo.
    “Kita punya persida, untuk pembinaan usia dini mulai dari 12 tahun ke atas. Di Internal ada 30 club untuk mencetak pemain-pemain potensial, Contoh di Wilayut klagen Sutaji, Uston Nawawi, Rendi, Arif Arianto. Namun pemain sidoarjo banyak yang bermain di luar Sidoarjo. Nah mengapa mereka tidak bermain di Sidoarjo, ini sebuah pertanyaan besar,” Ujar Gatot Pelatih Sepakbola asli Sidoarjo.
    Gatot menambahkan anggaran merupakan permasalahan yang sering terjadi di dunia Sepakbola Sidoarjo. Sebelumnya memang masih ada perusahaan menjadikan club sebagai anak asuh perusahaan, tapi sekarang hampir tidak ada lagi. Banyak sekali jumlah Sekolah Sepakbola di Sidoarjo kurang lebih 100 (seratus), namun minim sekali kompetisi yang diadakan.

   BHS menjadikan keluhan pelaku sepakbola tersebut menjadi tugas yang harus dikerjakan jika diamanahi menjadi Bupati Sidoarjo. Menurutnya sepakbola adalah harga diri daerah. Euforia yang dihadirkan dalam sepakbola, solidaritas menjadi kebanggan sendiri untuk masyarakat Sidoarjo. Oleh karena itu Bacabup Sidoarjo ini akan serius menangani dan menghidupkan Sepakbola Sidoarjo mencapai puncak kejayaan.
       “Kita punya sumber daya manusia yang sangat cukup, karena terbukti sudah berhasil mencetak pemain-pemain kelas Nasional. Alokasi anggaran yang harus ditambah, kemudian sumber-sumber anggaran yang harus ditambahkan salah satunya adalah CSR perusahaan untuk mendukung perkembangan sepakbola di Sidoarjo. Selain itu, Infrastruktur baik itu lapangan sepakbola, ataupun kelengkapan latihan itu juga akan saya perhatikan dengan betul. Semua itu akan saya jadikan program prioritas dalam rangkaian menghidupkan sepakbola di Sidoarjo” Tegas Bakal Calon Bupati Sidoarjo tersebut.
     Warih, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sidoarjo juga menambahkan bahwa perlu adanya evaluasi terhadap organisasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sidoarjo sebelum adanya penambahan alokasi anggaran. Karena menurutnya profesionalitas KONI juga berpengaruh terhadap efektifitas anggaran salah satunya mencegah kebocoran anggaran.
   Kemudian BHS juga memberikan bantuan bola dan sarung tangan kiper untuk dua Sekolah Sepakbola yang ada di Sidoarjo. Bantuan tersebut diharapakan bisa menambah semangat pesepak bola muda Sidoarjo dan tentunya bermanfaat untuk berlatih.

           

Rabu, 13 Mei 2020

BHS BERBAGI DI JABON : DIALOG SINGKAT DARI MULAI PENGAMEN BADUT HINGGA MASYARAKAT TAK DAPAT BANTUAN COVID-19




    Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Bambang Haryo Soekatono (BHS) kembali berbagi dengan masyarakat kali ini di kecamatan Jabon dengan beberapa titik desa. Agenda berbagi sembako ini dikhususkan untuk masyarakat yang terdampak covid-19. Selain itu mereka yang belum tercover oleh bantuan daerah.
    Dialog singkat kerap kali dilakukan BHS dalam pembagian sembako dari rumah ke rumah. Mulai dari mendengarkan curhatan masyarakat hingga pemberian sembako serta tips untuk pencegahan covid-19.
    Dalam beberapa titik rumah, BHS berjumpa dengan ibu-ibu pengamen jalanan yang biasanya menggunakan kostum badut, tukang becak, pembantu rumah tangga yang harus kehilangan pekerjaannya, pekerja serabutan, tukang sampah, buruh pabrik plastic dan banyak profesi lain.
    Sutinah salah satu warga desa Panggreh mengaku telah berhenti total selama satu bulan ini tidak bekerja. Suaminya yang bekerja sebagai kuli pun demikian. Dengan tanggungjawab untuk menghidupi tiga orang anaknya, sangat sulit baginya bertahan hidup. “Saya belum mendapat bantuan apapun baik dari pemerintah pusat ataupun daerah,” Ujar perempuan berusia sekitar 45 tahun tersebut.
     Bantuan yang diberikan oleh BHS disambut bahagia oleh perempuan eks pekerja pabrik plastic tersebut. “Saya sangat berterimakasih. Karena sudah diberikan paket sembako dan sudah masuk ke rumah saya. Sebelumnya sering ada pendataan terkait bantuan tapi akhirnya entah bagaimana” Ungkapnya.
   Sementara itu, BHS sangat prihatin dengan kondisi yang dia lihat sendiri secara langsung. ”Saya melihat langsung rumah bu Sutilah, Selayaknya memang beliau mendapat bantuan dari pemerintah. Kalau saya diamanahi menjadi bupati, saya akan masukkann rumah beliau pada program bedahrumah”.

   Selain itu BHS juga bertemu dengan pengamen badut yang tidak boleh beroprasi selama PSBB. Namun mereka tidak mendapatkan bantuan untuk bertahan hidup. Hal ini menurut BHS perlu mendapatkan solusi konkret dari Pemerintah.
     Bakal Calon Bupati (bacabup) Sidoarjo ini juga memperhatikan kondisi kesehatan anak-anak. BHS membagikan susu kepada anak-anak yang ada di Desa tersebut. Karena menurutnya jangan sampai angka stunting Sidoarjo terus meningkat. Oleh karena itu salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mencukupi kebutuhan gizi anak, salah satunya adalah dengan minum susu.
   “Harapannya bantuan dari tim BHS Peduli ini bisa bermanfaat untuk masyarakat Sidoarjo. Tentunya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan saya siapkan salah satu program yaitu makan ikan gratis dan minum susu gratis,”tandas Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2014-2019 ini.

Minggu, 10 Mei 2020

GERINDRA SOLID : BAGIKAN SEMBAKO UNTUK KADER DAN WARGA SIDOARJO

   

   Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS) berkontribusi dalam acara pembagian 545 paket sembako dan 180 paket untuk warga membutuhkan di sekitar PAC Partai Gerindra Sidoarjo. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Sidoarjo dan dihadiri jajaran pengurus DPC Gerindra Sidoarjo.
     Keterlibatan kader-kader yang mengisi posisi di kursi legislatif juga nampak pada acara tersebut. Anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo, DPRD Propinsi Jawa Timur yaitu dr.Benyamin, Anggota DPR RI Dapil Sidoarjo-Surabaya Rahmat Muhajirin. Penyerahan secara simbolis diberikan di Lemahputro, PAC Sidoarjo. Tidak hanya itu ada beberapa titik lagi seperti di Wadungasih, PAC Buduran dan Sedati Gedhe, PAC Sedati.
    Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo yaitu BHS mengungkapkan bahwa bantuan ini selain untuk para kader gerindra baik pengurus PAC bahkan Ranting, juga ditujukan untuk warga sekitar PAC dan Ranting yang benar-benar tidak mampu (membutuhkan).
Artinya mereka memang terdampak secara ekonomi akibat adanya Covid-19 ini kesulitan bekerja.
   "Pembagian sembako ini adalah kegiatan DPC Partai Gerindra Sidoarjo. Kegiatan ini melibatkan seluruh unsur kader partai Gerindra. Tujuannya adalah untuk meringankan beban warga kurang mampu selama pandemic Covid-19 dan selama pelaksanaan PSBB di Sidoarjo” Ujar Rahmat Muhajirin.
    Sebagai Anggota DPR RI Komisi III, Rahmat Muhajirin juga meminta warga sidoarjo untuk mentaati peraturan PSBB. Hal ini juga dikarenakan pemberlakuan PSBB untuk Sidoarjo diperpanjang hingga 25 Mei 2020.

     Bakti sosial tersebut berjalan dengan baik. Pembagian yang dilakukan di beberapa titik tempat PAC Gerindra itu, mendapat sambutan baik dari para pengurus PAC. Kehadiran beberapa tokoh Partai Gerindra Sidoarjo juga turut memeriahkan acara tersebut. Dari mulai tingkat DPP hingga anggota Legislatif.
  “Kegiatan ini sebagai konsolidasi partai sekaligus kegiatan bakti sosial melibatkan Bacabup, anggota DPR RI, anggota DPRD Provinsi Jatim, anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo dan unsur Ketua, Sekretaris, Bendahara (KSB) Partai Gerindra Sidoarjo” Ujar BHS Bacabup Gerindra-Golkar.
           

MASA PSBB, BHS FOKUS PERHATIKAN MASYARAKAT DIBAWAH GARIS KEMISKINAN


  Bakal calon bupati (bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) kembali turun untuk menyerahkan bantuan paket sembako. Selain menganjurkan kepada masyarakat sidoarjo untuk tetap dirumah, BHS ingin anjuran tersebut dapat dilaksanakan dengan tenang oleh masyarakat Sidoarjo. Oleh karena itu bantuan sembako diberikan dengan harapan dapat membantu warga Sidoarjo bertahan hidup dimasa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
     Lokasi pembagian berada di kecamatan Taman dengan beberapa titik desa diantaranya Desa Sidodadi, Krembangan dan Kalijaten. Penerima sembako tersebut adalah masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan dan terkena dampak ekonomi akibat covid-19. Beberapa diantaranya adalah janda, lansia pemulung, penjaga makam, korban Pemutusan Hubungan Kerja dan sejumlah istri veteran yang membutuhkan.
   Pembagian dihadiri juga oleh Rifa’I ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra sebelum Kayan. Rifa’I dan BHS berkeliling desa Sidodadi untuk membagikan langsung sembako kepada masyarakat. Rifai yang dulunya adalah mantan lurah 2 periode dan asli penduduk sidodadi bersyukur dengan adanya bantuan kepada masyarakat Sidodadi.
   Sementara di Desa Krembangan terdapat pasutri usia lanjut yang menjadi penerima bantuan, yaitu Paijah (64) dan Supii (109). Pasangan suami istri tersebut hanya tinggal berdua karena tidak memiliki anak. Sehari-hari bekerja memunguti sampah (pemulung). Namun akhir-akhir ini kesehatan supii terganggu karena factor usia. Sehingga kini Paijah yang lebih banyak bekerja sehari-hari.

   Selain itu terdapat juga juru tambang perahu tradisional. Penyebrangan antara desa Krembangan menuju Bambe Gresik dan Warugunung Surabaya maupun sebaliknya. Kondisi covid-19 dan pemberlakuan PSBB menyebabkan penurunan drastis penghasilan penambang.
   “Mereka ini juga perlu diperhatikan karena mereka juga berjasa terhadap masyarakat bahkan juga membantu pemerintah menjadi akses. Para penambang ini lah yang sudah memberikan pelayanan penyebrangan yang cepat dan praktis bagi warga sekitar. Nah mungkin pemerintah bisa memberikan perhatian terhadap keselamatan mereka. Misalnya dibantu jaket pengaman (pelampung),” Tegas Cak BHS Bacabup Sidoarjo.
   Setelah berkeliling dibeberapa titik di Kecamatan Taman untuk membagikan sembako, BHS juga memberikan bantuan untuk mushollah. Seluruh bantuan yang diberikan diharapkan bisa bermanfaat untuk masyarakat dan sedikit membantu meringankan beban masyarakat.
 “Sejatinya seorang Bupati itu pelayannya rakyat. Kalau sudah mau jadi Bupati, maka harus siap menjadi bature (pelayan) rakyat. Semua amanat rakyat harus bisa dijalankan dengan baik,” Tegas Bakal Calon Bupati Sidoarjo ini.
           
           

Selasa, 05 Mei 2020

100 HARI KERJA,BHS AKAN TINGKATKAN KESEJAHTERAAN PENJAGA PERLINTASAN KA TAK BERPALANG PINTU



   

   Bambang Haryo Soekartono (BHS) memperhatikan penjaga perlintasan Kereta Api tak berpalang pintu di Sidoarjo. BHS prihatin dengan kondisi tersebut. Berdasarkan pengalamannya pada waktu menjabat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dapil Sidoarjo-Surabaya, PT.Kereta Api Indonesia (KAI) mendapat dana infrastructure, Maintenance and Operation (IMO) sebesar Rp 2 triliun. Namun kondisi dilapangan masih ada palang pintu yang tidak layak dan penjaga palang pintu yang mendapatkan gaji dari desa.
      “Pemerintah harus memberi perhatian serius terhadap para penjaga palang kereta api ini, mereka telah menjaga dan menyelamatkan nyawa publik, baik yang ada dalam kereta, ataupun para pengguna jalan” Pekik Cak BHS.
     Menurut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia ini, dana IMO yang diperoleh tersebut harus diserap seoptimal mungkin. Wilayah sidoarjo kurang lebih terdapat 145 perlintasan Kereta Api sebidang, sekitar 60% sudah dilengkapi palang pintu namun masih ada beberapa persen yang belum dilengkapi palang pintu. Penghitungan sederhananya, jika terdapat 4 penjaga palang pintu dan mereka digaji Rp 2 juta maka diperlukan Rp14,4 miliar selama setahun dari total anggaran untuk menyejahterakan penjaga palang pintu.
       Infrastruktur yang kurang memadahi juga perlu banyak perbaikan. “Kemarin disekitar daerah pucang terdapat penjaga kereta api yang berpatokan pada jam pribadi, tanpa memiliki schedule kereta, dan setelan waktunya belum tentu sama dengan yang ada di stasiun. Hal-hal seperti ini sangat bahaya, telat beberapa menit saja nyawa public taruhannya.” Imbuh BHS.

       Bakal Calon Bupati Sidoarjo ini juga memberikan paket sembako kepada para penjaga perlintasan kereta api tersebut. Paket sembako tersebut diharapkan dapat sedikit membantu untuk tetap dirumah seperti anjuran pemerintah.
     “Kesejahteraan penjaga rel kereta api ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) pemerintah baik pusat dan daerah, terlebih PT.KAI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penjaga ini juga memerlukan seragam yang layak, bukan hanya lungsuran dari pegawai resmi. Karena masyarakat juga kerap marah dan menerobos jika yang memberhentikan tidak menggunakan seragam” Ujar Bacabup Gerindra-Golkar ini.
      Sementara itu keberadaan penjaga lintasan kereta tak berpalang pintu terbukti cukup efektif. Meskipun gaji yang diberikan sebesar Rp1,7 juta per tahun, Anaz dan Ismail bekerja dengan gigih sesuai jadwal kereta. “Dulu sering sekali kecelakaan pak, juga sempat ada yang bunuh diri disini karena gelap dan tidak ada yang menjaga. Tapi setelah ada penjaga alhamdulillah semua aman.” Ujar Anaz salah satu penjaga lintasan kereta desa Boro dan Desa Ngaban.
      “Perbaikan yang diperlukan juga termasuk pemasangan Early Warning System (EWS). Alat ini berfungsi untuk memberikan tanda 1,5 kilometer sebelum kereta api melintasi jalur tersebut. Semua perbaikan dan peningkatan kesejahteraan itu mudah asalkan didukung oleh kebijakan pemerintah. Insyaallah jika saya diamanahi menjadi bupati Sidoarjo saya akan lakukan perbaikan dalam waktu 100 hari kerja,” Tutup BHS sebagai salah satu kandidat kuat Bupati Sidoarjo.
           
           
           
           
           

Senin, 04 Mei 2020

MERAWAT KEBUDAYAAN : HIDUPKAN LAGI TARI UJUNG TARIK SIDOARJO



    Semangat merawat kebudayaan sidoarjo konsisten ditunjukkan oleh bakal calon bupati (bacabup) sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS). Sebelumnya BHS telah menggugah semangat tarian tradisional masyarakat pesisir sidoarjo yaitu Banjarkemuning untuk dilestarikan. Saat ini dirinya mengunjungi para penari Tari Ujung didaerah Tarik Sidoarjo.
    “Tarian ini merupakan aset kebudayaan yang harus dilestarikan. Tidak boleh masyarakat sidoarjo tidak mengenal kebudayaannya, apalagi generasi muda. Kebudayaan ini juga berpeluang menarik wisatawan domestic bahkan Internasional. Saya akan mendorong agar masyarakat mengenal tarian ini, sehingga masyarakat luas bisa menikmati indahnya tarian yang dimiliki masyarakat sidoarjo,” tegas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 2014-2019 ini.
    Pertunjukkan Tari Ujung ini biasanya dilakukan oleh dua orang laki-laki yang bertelanjang dada, kemudian keduanya saling mencambukkan rotan secara bergantian kearah tubuh. Tarian ini dipercaya menjadi salah satu jejak sejarah kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit juga tumbuh di salahsatu daerah sidoarjo yaitu Tarik yang dulunya disebut sebagai Alas Trik. Selain itu tarian ini dipercaya memiliki nilai magis yaitu untuk mendatangkan hujan.
         Achmad Fathoni selaku Kepala Desa Tarik juga melakukan upaya melestarikan tarian ini sebgai aset kebudayaan. Pihak desa memfasilitasi para pelaku kebudayaan ini untuk tampil diluar daerah. Bahkan setiap bulan agustus, tarian ini dipertunjukkan di Desa Tarik untuk meminta hujan.
      “Tarian ini sudah banyak ditiru meskipun dengan nama yang berbeda. Namun tetap ada perbedaan dari segi gerakan tarian. Tahun 2017 kemarin, kami tampil di Bali dan dapat penghargaan dari Gubernur Bali. Tapi kami belum bangga dan puas secara total karena kami belum bisa mengantongi hak paten atas tarian tersebut, ” Ungkap Toni salah satu penari Tari Ujung.
     Kepala Desa Tarik menjelaskan bahwa sekali permainan bisa mencapai 30 orang dengan pemusik gamelan 5 orang. Tapi memasukki panggung secara bergantian dua orang dengan dibantu pelandang (wasit) yang mengatur pertunjukkan. Tarian ini dibagi menjadi tiga sesi yaitu telak (mengelak), gantain memukul menggunakan rotan, dan pukulan bebas. Usainya semua penari kulitnya diolesi kulit pisang hijau dan ditaburi beras kuning.
       Bambang Haryo Soekartono (BHS)menegaskan tarian ini tidak boleh punah. Meskipun dirinya melihat ada personil yang sudah berusia sepuh, tetapi nilai seni dan semangatnya tetap tinggi. Tarian ini harus segera dipatenkan secepat mungkin. Sudah muncul banyak tarian-tarian sejenis dengan nama yang berbeda di daerah lain.

    Mirisnya kondisi covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian mereka. Apalagi dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Sidoarjo. Para pelaku seni ini mengaku sepi pertunjukkan, bahkan tidak ada permintaan sama sekali. Hal ini kemudian disikapi oleh BHS dengan memberikan bantuan sembako kepada para pelaku seni tersebut.
   
“Besar harapan saya para pelaku seni ini memperoleh perhatian Pemerintah. Bantuan sembako ini saya berikan agar mereka bisa menyambung hidup dan menjalankan PSBB dengan tenang. Kita harus merawat kebudayaan sidoarjo, seperti beliau-beliau merawat kebudayaan Tari Ujung ini,” Tutur BHS.

BHS : BERBAGI SEMBAKO DAN IDE PENATAAN ULANG SENTRA KULINER GAJAHMADA




    Bambang Haryo Soekartono (BHS) kembali memasyarakat. Namun kali ini BHS berbagi sembako dan masker serta memastikan masyarakat sidoarjo sehat. Sambil berbagi sembako, BHS menghimbau seluruh masyarakat mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap dirumah. Bantuan sembako yang diberikan diharapkan bisa membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi dengan adanya covid-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
       “Pembagian sembako hari ini dilakukan dibeberapa titik di kecamatan sidoarjo diantaranya pucang, bluru, dan ada titik lain. Namun semuanya sudah terkordinasi secara teknis dirumah-rumah masyarakat terdampak dan tidak melibatkan banyak personel, sesuai anjuran pemerintah agar tetap kondusif“ Ujar Cak BHS.
        Bacabup ini menyempatkan mengunjungi Sentra Kuliner Gajahmada. Di lokasi tersebut BHS berdialog dengan beberapa pelaku usaha dan mereka mengeluhkan omzet yang turun akibat kondisi covid-19 ini. Bahkan penurunan yang terjadi sangat drastis yaitu sekitar 70 hingga 80% dari penghasilan biasanya.
       “Ealah pripun pak, lah wong mboten wanton medhal sedoyo wong wonten PSBB niki nggehan” ujar Lirwana dalam Bahasa jawa salah satu pedagang warkop.
        Menanggapi hal tersebut BHS menilai bahwa sebenarnya bangunan yang ada pada sentra kuliner ini sudah cukup baik, lokasinya strategis dan cukup bersih. Oleh karena itu peluang untuk berkembang cukup besar. Sudah sewajarnya menjadi perhatian pemerintah, apalagi ditengah wabah covid-19 yang sangat berdampak pada roda perekonomian masyarkat sidoarjo.
       “Sekarang semakin sepi, apalagi banyak toko-toko disekitar tutup jadi pegawainya juga libur. Biasanya 50 sampai 60 porsi dalam beberapa jam berjualan. Sekarang 10 sampai 15 porsi sudah bagus.Karena sangat sepi pembeli,” Ucap Sunarti pedagang penyetan di lokasi tersebut.
        BHS dengan bijak mengutarakan bahwa jika dirinya diamanahi menjadi bupati Sidoarjo, insyaallah akan siap menjadikan sentra kuliner ini menjadi lebih optimal lagi. “Perlu ada penataan ulang, misalnya pengelompokan pedagang, grup masakan rawon,soto sejenis menjadi satu kelompok, jenis makanan lain pun seperti itu. Kemudian adanya hiburan seperti live music dihari tertentu agar anak muda juga tertarik,” Tegas BHS.
       Menurutnya perlu adanya kepedulian pemerintah daerah khususnya untuk memberi keringanan kepada pedagang di lokasi tersebut. Setidaknya penghapusan retribusi sementara selama pandemic covid-19. Meskipun tidak banyak namun hal itu pasti akan banyak membantu para pedagang disini.
      “Ayo masyarakat sidoarjo kita membeli makanan dan minuman disini. Apalagi sudah bisa dipesan secara online. Hal ini akan membantu meningkatkan omzet pedagang. Silahkan beli makanan Sidoarjo di Sentra Kuliner Gajahmada,” Ajaknya dengan semangat.

      Dalam serangkaian acara berbagi sembako untuk masyarakat sidoarjo terdampak covid-19 ini segmen masyarakat cukup merata. Mulai dari janda, warga miskin, PKL, Penjaga makam pahlawan, Penjaga makam Bupati Sidoarjo pertama, tukang becak, penarik gerobak sampah, penjaga perlintasan KA tak berpalang pintu dipucang dan juga petani.

“Harapannya semoga bantuan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat yang terdampak. Tentu tidak mudah dengan pendapatan Rp300.000 per bulan untuk bertahan hidup. Apalagi ditengah pandemic covid-19 ini. Mari kita peduli terhadap sesama, saling menjaga dan membantu satu sama lain. Insyallah masyarakat sidoarjo senantiasa diberi kesehatan,” Tegas Bacabup Gerindra-Golkar itu.