Selasa, 05 Mei 2020

100 HARI KERJA,BHS AKAN TINGKATKAN KESEJAHTERAAN PENJAGA PERLINTASAN KA TAK BERPALANG PINTU



   

   Bambang Haryo Soekartono (BHS) memperhatikan penjaga perlintasan Kereta Api tak berpalang pintu di Sidoarjo. BHS prihatin dengan kondisi tersebut. Berdasarkan pengalamannya pada waktu menjabat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dapil Sidoarjo-Surabaya, PT.Kereta Api Indonesia (KAI) mendapat dana infrastructure, Maintenance and Operation (IMO) sebesar Rp 2 triliun. Namun kondisi dilapangan masih ada palang pintu yang tidak layak dan penjaga palang pintu yang mendapatkan gaji dari desa.
      “Pemerintah harus memberi perhatian serius terhadap para penjaga palang kereta api ini, mereka telah menjaga dan menyelamatkan nyawa publik, baik yang ada dalam kereta, ataupun para pengguna jalan” Pekik Cak BHS.
     Menurut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia ini, dana IMO yang diperoleh tersebut harus diserap seoptimal mungkin. Wilayah sidoarjo kurang lebih terdapat 145 perlintasan Kereta Api sebidang, sekitar 60% sudah dilengkapi palang pintu namun masih ada beberapa persen yang belum dilengkapi palang pintu. Penghitungan sederhananya, jika terdapat 4 penjaga palang pintu dan mereka digaji Rp 2 juta maka diperlukan Rp14,4 miliar selama setahun dari total anggaran untuk menyejahterakan penjaga palang pintu.
       Infrastruktur yang kurang memadahi juga perlu banyak perbaikan. “Kemarin disekitar daerah pucang terdapat penjaga kereta api yang berpatokan pada jam pribadi, tanpa memiliki schedule kereta, dan setelan waktunya belum tentu sama dengan yang ada di stasiun. Hal-hal seperti ini sangat bahaya, telat beberapa menit saja nyawa public taruhannya.” Imbuh BHS.

       Bakal Calon Bupati Sidoarjo ini juga memberikan paket sembako kepada para penjaga perlintasan kereta api tersebut. Paket sembako tersebut diharapkan dapat sedikit membantu untuk tetap dirumah seperti anjuran pemerintah.
     “Kesejahteraan penjaga rel kereta api ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) pemerintah baik pusat dan daerah, terlebih PT.KAI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penjaga ini juga memerlukan seragam yang layak, bukan hanya lungsuran dari pegawai resmi. Karena masyarakat juga kerap marah dan menerobos jika yang memberhentikan tidak menggunakan seragam” Ujar Bacabup Gerindra-Golkar ini.
      Sementara itu keberadaan penjaga lintasan kereta tak berpalang pintu terbukti cukup efektif. Meskipun gaji yang diberikan sebesar Rp1,7 juta per tahun, Anaz dan Ismail bekerja dengan gigih sesuai jadwal kereta. “Dulu sering sekali kecelakaan pak, juga sempat ada yang bunuh diri disini karena gelap dan tidak ada yang menjaga. Tapi setelah ada penjaga alhamdulillah semua aman.” Ujar Anaz salah satu penjaga lintasan kereta desa Boro dan Desa Ngaban.
      “Perbaikan yang diperlukan juga termasuk pemasangan Early Warning System (EWS). Alat ini berfungsi untuk memberikan tanda 1,5 kilometer sebelum kereta api melintasi jalur tersebut. Semua perbaikan dan peningkatan kesejahteraan itu mudah asalkan didukung oleh kebijakan pemerintah. Insyaallah jika saya diamanahi menjadi bupati Sidoarjo saya akan lakukan perbaikan dalam waktu 100 hari kerja,” Tutup BHS sebagai salah satu kandidat kuat Bupati Sidoarjo.
           
           
           
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar