Rabu, 29 April 2020

BHS :SAATNYA PEMERINTAH STABILKAN HARGA BBM DEMI MENYELAMATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT



Sumber gambar : indopolitika.com


  Wabah covid-19 ini menyebabkan kondisi masyarakat internasional menjadi tidak baik-baik saja. Utamanya dalam hal ekonomi, setiap negara punya permasalahan ekonomi yang disebabkan oleh covid-19. Salah satunya adalah turunnya harga minyak mentah di dunia Internasional.
      Kondisi di Amerika Serikat sebagai salah satu contoh sedang terpuruk. Produksi minyak terus berjalan sedangkan permintaan menurun, sehingga tangka penyimpanan yang terbatas tidak dapat menampung seluruhnya. Mengutip Antara (29/4), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni naik US$0,47 atau 2,3 persen ke posisi US$20,46 per barel.Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni melemah US$0,44 atau 3,4 persen ke US$12,34 per barel. Bahkan harga minyak WTI sempat berada dibawah 0 dollar AS per barel.
      Salah satu negara yang telah melakukan penyesuaian harga akibat kondisi ini adalah negara tetangga. “Malaysia harga bahan bakar RON 95 per 18 April seharga RM1,25 atau Rp4.395 per liter, RON 97 harganya RM1,55 atau Rp5.450 per liter dan diesel RM1,43 atau Rp5.028 per liter,” Ujar Bambang Haryo Soekartono (BHS).
      Sementara itu Indonesia masih belum ada kebijakan konkret terkait dengan kondisi tersebut. Mengutip CNN (27/04) Bahkan perbandingannya Indonesia menjual pertalite (BBM RON 90) Rp7.650/liter, Pertamax (BBM RON 92) Rp9.000/liter, Pertamax Turbo (BBM RON 98) Rp9.850/liter. Lalu, Premium (BBM RON 88) Rp6.450/liter, Dexliter Rp9.500/liter dan Pertamina Dex Rp10.200/liter. “Padahal dalam premium dan solar harga tersebut sudah disubsidi oleh pemerintah kurang lebih Rp1.000 -Rp1.600/liter,” Imbuhnya.
       Menurut BHS, Indonesia harus segera melakukan penyesuaian harga. Karena baginya, penyesuaian tersebut adalah bentuk penyelamatan melalui kebijakan pemerintah. “Pak Jokowi harus tegas terhadap menteri-menterinya, segera lakukan penyesuaian, harus ada transparansi, karena energi tersebut salah satu hal dasar yang banyak dibutuhkan oleh public. Jika tidak segera dilakukan penyesuaian, akan muncul kecurigaan bahwa masih banyak praktek-praktek kartelisasi dalam bidang ini yang harus diberantas” Kata BHS dengan tegas.
      Penurunan BBM dinilai sangat penting karena memiliki banyak efek di dalam aspek ekonomi. Pengusaha industry manufaktur, sector jasa transportasi, nelayan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah mereka pasti membutuhkan Bahan bakar tersebut.
       “Lebih lagi jika harga BBM segera dilakukan penyesuaian. Hal itu berpotensi menekan angka PHK. Karena ongkos produksi juga akan berkurang, sehingga perusahaan masih mampu membayar karyawannya dalam kondisi covid-19 ini,” Ucap Bakal calon bupati Sidoarjo.
     Bakal calon bupati Sidoarjo ini berharap pemerintah mau memperhatikan kondisi masyarakat. Dalam kondisi covid-19 ini, pemerintah dapat membantu masyarakat melalui kebijakan, salah satunya adalah penyesuian harga minyak. Dengan hal tersebut masyarakat akan terbantu selain bantuan-bantuan sosial lain yang telah diberikan.
   “Saya yakin Pak Jokowi dan Menteri-menterinya masih peduli terhadap kondisi masyarakatnya terlebih menghadapi wabah covid-19 ini. Selain itu mereka juga pasti tidak sepakat dengan praktek-praktek kartelisasi. Oleh karena itu segera sesuaikan harga-harga tersebut, setidaknya itu bisa menjadi bukti keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat” Tegas Bambang Haryo Soekartono.
             

BHS BAGIKAN 1.500 PAKET SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT SIDOARJO




      Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono membagikan 1.500 paket sembako untuk warga terdampak covid-19 di wilayah sidoarjo. Pembagian ini bertujuan untuk membanhtu masyarakat sidoarjo menghadapi masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sembako ini dibagikan sehari sebelum massa PSBB diterapkan.
          Sembako dibagikan di beberapa titik kecamatan yang ada di Sidoarjo. Beberapa diantaranya adalah kecamatan Sidoarjo, Candi, Tanggulangin, Gedangan, Waru, Wonoayu, Buduran dan Kecamatan Krian.
   Pembagian sembako sehari sebelum penerapan PSBB ini, dalam rangka BHS Peduli terhadap masyarakat yang kena dampak Covid-19. Baik itu pedagang, warung, janda tua, lansia maupun karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Agar warga terdampak tak mengalami kesulitan dan terbantu selama pelaksanaan PSBB," terang Bambang Haryo Soekartono.
  Dari jumlah total 1.500 sembako terdapat sekitar 100 paket yang isinya tidak hanya beras, gula, dan minyak goreng tapi dilengkapi dengan sayuran dan telor. Menurut BHS, itu semua penting agar warga tetap bisa mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna ditengan pandemic covid-19 ini. Terlebih lagi seluruh warga sidoarjo bisa sehat dan terhindar dari covid-19.
  Selain itu, BHS juga menghimbau agar semuanya bisa tetap dirumah. Namun, jika memang harus bekerja ataupun ada kepentingan harus menggunakan masker, tetap menjaga kebersihan dan menjaga jarak. Pembagian sembako ini juga salah satunya supaya masyarakat sidoarjo tidak khawatir terhadap kebutuhan pangannya sebelum pemerintah melaksanakan kewajibannya untuk membantu secara oprimal.
 “Hampir sudah menjelang PSBB, namun bantuan belum maksimal tersebar dibeberapa titik yang memang terdampak covid-19 dan membutuhkan bantuan tersebut. Kami harap intruksi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat dipatuhi oleh warga. Tentu harus ada jaminan dari pemerintah agar masyarakat tetap bisa hidup. Mereka membutuhkan bantuan logistic, pangan ataupun uang yang juga belum tersebar dengan baik. Saat ini masyarakat kordinasi dengan kelompok industry, RT dan RW siapa saja yang layak dimasukkan data penerima bantuan itu,” Ujar Cak BHS.

Menurut BHS, kondisi dilapangan lebih memprihatinkan. Sudah ada ancaman perusahaan yang bakal memberhentikan 11.000 karyawannya. Permohonan tersebut sudah masuk ke Dinas Ketenagakerjaan Sidoarjo.

Dalam rangka bulan ramadhan, Bacabup yang mempunyai tagline Peduli lingkungan dan kesehatan, juga memberikan sejumlah mukena dan Al-Quran untuk Musholla Baitul Muttaqin di Kelurahan Sidokumpul. Tentunya dengan harapan bisa bermanfaat untuk masyarakat dan semakin bersemangat dalam beribadah kepada Allah SWT.

BHS BAGIKAN TIPS MEMBUAT JAMU TRADISIONAL ANTI COVID-19



     
    Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) berbagi pengalaman pencegahan covid-19. Kali ini BHS membagikan jamu tradisional racikannya untuk bisa dinikmati oleh seluruh warga Sidoarjo. Ramuan jamu berisi rempah-rempah ini terdiri dari campuran kunir (kunyit), jahe, daun siri serta ditambah madu dn kuning telur.
        “Masyarakat kita telah mengenal jamu sejak jaman dahulu, sebelum industri obat masuk di Indonesia, tumbuh-tumbuhan tradisional yang dijadikan obat. Oleh karena itu mengkonsumsi jamu tradisional saya yakini dapat menjaga tubuh tetap sehat. Tentunya, harus juga diketahui seluruh kandungan yang ada dalam bahan jamu tersebut” Tutur cak BHS.
         Bambang Haryo juga menjelaskan mengapa bahan-bahan tersebut menjadi ampuh untuk dikonsumsi. Kunyit mengandung senyawa antioksidan sehingga bisa menyembuhkan infeksi dan peradangan. Kemudian jahe mampu mencegah penyakit degeneratif dan menular, menangkal infeksi virus, dan memperkuat sistem imun tubuh. Sedangkan daun sirih mengandung antioksidan dan antiseptik. Sehingga dengan meminum sirih, keringat akan mengandung antiseptik yang sama dengan sabun antiseptik dan menghancurkan virus.
       Menurut Bacabup sidoarjo ini silenium juga mengandung mineral penting untuk reproduksi dan kekebalan tubuh manusia. Semua komposisi rempah tadi digodok kemudian jika sudah masak baru dicampuri madu dan kuning telur.
      “Madu mampu meningkatkan imun tubuh dan sumber antioksidan. Sedangakan Vitamin C, E dan Zinc terdapat di sayur bayam, buah tomat dan srikaya. Kandungannya mampu mempercepat penyembuhan, mencegah virus dan bakteri, meningkatkan daya tahan tubuh dan menangkal radikal bebas” Ucap BHS.
 Selain untuk konsumsi keluarganya, Jamu tersebut juga secara rutin dikonsumsi oleh 5000 karyawan PT Dharma Lautan Utama (DLU) Group. Sebagai pemilik perusahaan BHS menginginkan seluruh karyawannya sehat sehingga dapat beraktivitas dengan prima. Tidak berhenti sampai disitu, kepedulian BHS terhadap kesehatan dan lingkungan dibuktikan dengan menjadikan karyawan DLU Group sebagai agen sosialisasi di wilayah sekitarnya.
       “Seluruh Karyawan harus mensosialisasikan kepada lingkungan sekitar rumahnya untuk menjaga kebersihan dan mengkonsumsi jamu tradisional tersebut. Mulai dari RT, RW, Bahkan Kelurahan. Hal tersebut bertujuan agar seluruh masyarakat sekitar juga terhindar dari wabah covid-19 ini.” Ujar BHS.
          Cak BHS, menganjurkan selain mengkonsumsi jamu tersebut, masyarakat juga harus menjaga kebersihan dan kesehatan dengan baik. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah berjemur dibawah terik matahari setiap pagi.
“Masyarakat sidoarjo tidak boleh takut terhadap virus ini, ayo kita lawan bersama-sama dengan cara saling menjaga diri dan lingkungan”Ungkapnya.

BHS DENGARKAN MASYARAKAT SUKODONO : SAMBATAN PETANI SAMPAI PERMASALAHAN UMKM


    Bambang Haryo Soekartono (BHS) Bakal calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo kembali turun ke masyarakat. Kali ini di desa Sambungrejo, Kecamatan Sukodono. Selain melakukan penyemprotan fogging BHS juga berkeliling dengan menggunakan sepeda menyisir desa-desa sekitar untuk melihat potensi yang ada.
         Kelompok Tani di Dusun Semambung mengeluhkan hasil panen yang tidak maksimal. Lokasi sawah tersebut bersebrangan dengan sungai dengan air yang melimpah. Namun para petani hanya bisa melakukan panen sebanyak dua kali dalam setahun.
        “Karena jatah air kerap dipermainkan, makanya saat musim hujan kemarin kami pun tetap berinisiatif menggunakan mesin diesel pompa air swadaya kelompok tani untuk mendapatkan air ke lahan tanaman padi kami” Terang Sudaryoso Ketua Kelompok Tani Dusun Semambung.
        Jatah air untuk sawah produktif pertanian sering dipermainkan. Padahal ada kanal untuk membuka kran air, namun alat pemutarnya tidak ada. Disamping itu Sudaryono mengeluhkan juga ketersediaan pupuk yang sangat terbatas dan cenderung kurang. Bahkan dari permintaan mereka hanya diberikan 40%nya saja. Contoh mereka membutuhkan 100kg pupuk, namun hanya diberikan 40kg pupuk. “Sak larang-larang e nek onok tak tuku pak, wong butuh”  ujar Sudaryono dalam Bahasa jawa.
      Kondisi tersebut membuat BHS prihatin, karena menurutnya sidoarjo adalah kota delta yang diapit oleh dua sungai besar, ada ratusan kanal dan anak sungai.”Kalau sekarang petani kesulitan air itu aneh. Jangan biarkan ada permainan jatah air. Kasihan para petani. Semua saluran air harus terkoneksi dan dioptimalkan agar tidak ada lagi kekurangan air” Kata Cak BHS.
        
       
     Selain bertemu dengan para petani, BHS juga mengunjungi salah satu UMKM batik di daerah Ngaresrejo. “Kita harus bangga dengan batik sidoarjo, pemerintah harus memperhatikan perkembangan umkm batik, bahkan memfasilitasi. Contohnya dengan mewajibkan ASN dan karyawan perusahaan untuk menggunakan batik hasil UMKM Sidoarjo, ini akan sangat membantupara pelaku UMKM” Ujarnya.

         Disamping itu perlu adanya fasilitas untuk pemasaran hasil produk UMKM. Perluasan pasar dengan memanfaatkan dunia digital juga harus dilakukan oleh para pelaku usaha.
     Cak BHS meminta agar Abu bakar pemilik UMKM Batik didesa tersebut, untuk menularkan semangat melestarikan budaya ke anak dan keluarganya yang masih muda. “Jangan sampai batik ini punah, nanti kita harus upayakan seni kerajinan membatik masuk dalam kurikulum SMK.” Ujar Pemilik PT.Dharma Lautan Utama Group ini.

Selasa, 28 April 2020

KUNJUNGI KRIAN : BHS BERIKAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DAN DESAK BERIKAN BANSOS UNTUK PENGHUNI RUSUNAWA


      Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 2014-2019 Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengunjungi pasar Krian. Kunjungan tersebut dalam rangka mengetahui perkembangan pasar di Sidoarjo pada masa Covid-19 ini. Selain karena pasar adalah pusat ekonomi masyarakat, BHS juga menggali potensi pasar untuk bekal kebijakan berkaitan dengan maju sebagai calon bupati Sidoarjo.
           Bakal Calon Bupati Sidoarjo ini melihat pasar krian adalah pasar yang cukup ramai. Namun menurutnya perlu ditambahkan beberapa fasilitas yang menjadi standart pasar sehingga menurutnya pasar ini bisa nyaman baik untuk penjual dan pembeli. Misalnya ruang menyusui, stand untuk bank, penitipan anak, dan pusat kesehatan.
         Selain itu BHS juga mendengarkan keluhan pelaku usaha dipasar tersebut bahwa omsetnya menurun sejak adanya covid-19. Sedangkan beban cicilan dan retribusi harus tetap mereka bayar. “Seharusnya pemerintah memberikan sedikit bantuan insentif, lebih baiknya lagi ada penangguhan untuk mempermudah masyarakat” Ujar BHS.
 Tidak berhenti di Pasar Krian, BHS bersepeda menuju ke daerah Tambak Kemeraan. Di desa tersebut terdapat sebuah rusunawa yang ditinggali oleh warga. Kebanyakan penghuni rusunawa tersebut adalah Pedagang Kaki Lima, Pengamen, Pemulung. Artinya mayoritas hidup dengan pekerjaan tidak tetap dan dibawah garis kemiskinan . Ditambah lagi mereka adalah korban penggusuran RSUD Barat.
“Mereka semua berhak mendapatkan bansos Covid-19. Apalagi sebagaian besar pekerjaan mereka adalah tidak tetap” Kata Warih Andono Ketua DPD Golkar Sidoarjo.


foto bebrapa penghuni rusunawa
Sementara Bacabup Sidoarjo, BHS menginginkan listrik para penghuni digratiskan.”Saya akan berkordinasi dengan PLN Cabang Krian untuk memasang meteran disetiap kamar rusunawa” Ungkap BHS. Menurutnya aliran listrik 900 VA itu terlalu besar. Hal tersebut menyebabkan mereka tidak mendapatkan subsidi listrik. BHS menginginkan para penghuni rusunawa mendapat aliran 450 VA, itu sudah cukup untuk mereka beraktifitas dan bisa mengurangi beban pengeluaran mereka.
Kalau sekarang penghuni Rusunawa ini dikenai biaya sewa per bulan Rp 250.000 pasti akan keberatan. Apalagi, penghuni juga harus membayar listrik per bulan rata-rata Rp 300.000 dan tarif air bersih Rp 100.000 sampai Rp 125.000," urai BHS bacabup Gerindra dan Golkar.
"Belum lagi kami terbebani aliran air PDAM yang harus membayar Rp 100.000 per bulan. Jadi kami sangat keberatan atas sejumlah pembayaran itu. Makanya kami berharap biaya pembayaran listrik digratiskan selama ada Corona. Selain itu harus diber8 daya 450 VA per kamar di Rusunawa ini," tandas pria yang menjabat Ketua RT 11 RW 03, Desa Tambak kemarakan, Kecamatan Krian, Sidoarjo ini.



BHS DAN GERINDRA MEMBANTU DINKES DENGAN SUMBANG APD DAN MASKER


   Kepedulian sosok Bambang Haryo Soekartono terhadap masyarakat sidoarjo khusunya tenaga medis tidak perlu diragukan. Politisi partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) bersama dengan partainya memberikan sumbangan APD kepada Dinas Kesehatan Sidoarjo. Sebanyak 150 baju APD, 2.000 masker medis dan 500 hand scoon diberikan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo.
     Bakal Calon Bupati yang mempunyai tagline “BHS Peduli Kesehatan dan Lingkungan” ini selama masa covid-19 BHS menyediakan mobil semprot disinfektan untuk mengelilingi kecamatan-kecamatan yang ada didaerah Sidoarjo. Saat ini melalui Dinkes bersama Partai Gerindra memberikan bantuan untuk garda depan penanganan covid-19 “Bantuan APD dan peralatan medis ini sebagai bentuk kepedulian kami bersama partai Gerindra Sidoajo yang ikut andil turut serta melindungi tenaga medis yang sedang mengani pandemic virus Corona (Covid-19)” terang Bambang Haryo Soekartono.
    APD dinilai sangat penting mengingat rata-rata rumah sakit rujukan sangat minim memiliki APD. Padahal APD sangat dibutuhkan para tenaga medis dalam menangani seluruh pasien baik yang ODP,PDP bahkan Positif covid-19. Tentunya ini sebagai langkah konkret dalam berperan menangani covid-19 selain beberapa program yang sudah dilakukan.
    “Kita bantu apa yang bisa kita bantu, seluruh masyarakat harus gotongroyong untuk menghadapi covid-19 ini. Saling menjaga dan lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah wabah ini terus naik. Oleh karena itu mari seluruh masyarakat, parpol ataupun Bacabup lainnya untuk sama-sama beraksi memberantas Corona.” Tegas Cak BHS.
     Menurutnya jika perlu jangan sampai ada narasi penyediaan kantong mayat ataupun lokasi pemakaman pasiem Covid-19. Memang hal itu dibutuhkan namun jangan sampai itu menjadi semangat utamanya, tapi adalah pencegahan dan penyembuhan.

    “Tentang opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu menjadi opsi yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Ketika resmi diterpakan pemerintah daerah harus hadir dalam menjamin kecukupan kebutuhan dasar masyarakat, utamanya yang menengah kebawah. Misalnya biaya hidup adalah Rp.300.000 per KK maka itu harus dikalkulasi selama masa PSBB dan ditujukkan kepada masyarakat tadi. Jangan sampai masyarakat sidoarjo tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup karena dilakukan PSBB. Artinya kesediaan anggaran dan sasaran harus diselesaikan dengan benar” Imbuhnya.
       Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra berharap semangat ini dapat menular ke seluruh partai yang ada di Sidoarjo atau ini bisa menjadi suri tauladan untuk masyarakat sidoarjo seluruhnya.
       “Sekarang yang paling dibutuhkan adalah perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Maka dari itu organisasi masyarakat dan parpol harus turut serta mengajak masyarakat untuk mentaati SOP penanganan Covid-19. Misalnya mengajak Konstituennya berperilaku bersih dan sehat serta menerapkan physical distancing.” Tegas Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Pemkab Sidoarjo.
           
           

OPTIMALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) UNTUK UMKM SIDOARJO

   
    Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengunjungi salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa Semambung Kecamatan Jabon. UMKM tersebut bergerak dibidang bordir dan konveksi. Kunjungan tersebut dalam rangka menggali potensi desa yang ada di kabupaten Sidoarjo. BHS dengan antusias mengelilingi desa dengan bersepeda dan menyapa masyarakat sekitar.
          Salah satu pelaku UMKM Said Ridho mengatakan bahwa dulu banyak yang memiliki usaha konveksi di desa Semambung. Namun karena sulit bersaing baik dari segi harga dan kualitas dengan konveksi dari Bandung Jawa Barat mereka akhirnya gulung tikar.
          Menanggapi hal tersebut, BHS mendorong para pelaku usaha untuk mengoptimalkan dana KUR. Anggaran untuk dana KUR cukup besar yaitu berkisar Rp190 Triliun. Dengan jumlah anggaran yang cukup besar harusnya anggaran tersebut terserap dengan baik dan tepat sasaran.
         “Nah dana KUR harusnya bisa dinikmati oleh usaha di wilayah ini (Desa Semambung, Kecamatan Jabon). Termasuk diseluruh wilayah Sidoarjo, (UMKM) harus bisa mendapatkan akses dana KUR” Ujar BHS.
       Ternayata selama ini mereka (pelaku UMKM desa Semambung) menggunakan pinjaman komersil dengan jaminan harta pribadi yang dimiliki. Alasannya karena ketidaktahuan terhadap akses tersebut. Ini patut menjadi catatan yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah. Hal tersebut mengakibatkan mereka harus membayar bunga yang cukup besar. BHS mengingkan optimalisasi dana KUR untuk kepentingan usaha masyarakat.
           “Saya akan dorong kepada bank-bank milik negara BRI, Mandiri, untuk memberikan KUR terhadap pelaku usaha yang ada di Sidoarjo. Ini semua agar usaha mereka bisa tetap hidup dan mengembangkan inovasi-inovasi usahanya tanpa takut kekurangan modal” Ucap salah satu Bacabup Sidoarjo ini.
          Selain permasalahan KUR, perizinan juga harus dipercepat. BHS yang sudah melihat kondisi usaha konveksi dan bordir tersebut menilai seharusnya label Standart Nasional Indonesia (SNI) juga bisa diberikan di UMKM. Kepercayaan pasar terhadap UMKM juga akan meningkat ketika akses terhadap hal tersebut dipermudah.
       “Dalam hal pemasaran jika saya diamanhi sebagai bupati Sidoarjo, saya ingin ada sentral UMKM, semacam mall untuk UMKM. Harapannya adalah agar produk sidoarjo bisa dikenal oleh masyaraktnya bahkan masyarakat luar daerah. Sehingga hal tersebut bisa memacu untuk meningkatkan produksi” Ucap Anggota DPR RI Periode 2014-2019 tersebut.



    Tidak hanya menyambangi UMKM, BHS juga menyemprot disinfektak disekitar lingkungan desa dan mengunjungi tokoh masyarakat di salah satu Pondok untuk bersilaturahmi. Sementara itu penyemprotan dilakukan agar masyarakat sekitar bisa tetap sehat dan beraktivitas dengan tenang. Tentunya juga agar UMKM tetap produktif demi menunjang perekonomian daerah.

BHS GELAR DONOR DARAH UNTUK BANTU STOK DARAH PMI YANG MENIPIS


    
    Ditengah wabah covid-19 stok darah yang dimiliki oleh Palang Merah Indonesia (PMI) menipis. Hal tersebut karena menurunnya angka pendonor darah yang menyebabkan tidak seimbangnya antara kebutuhan dan kesediaan. Adanya covid-19 sangat berpengaruh terhadap calon-calon pendonor untuk mempertimbangkan melakukan donor.
        Bambang Haryo Soekartono (BHS) menganggap ini adalah panggilan kemanusiaan. BHS bersama relawannya menggelar donor darah di Media Center Jalan Diponegoro, Sidoarjo. “Lebih dari 100 orang ikut dalam bersumbangsih, mereka dibagi dalam tiga gelombang, dari jam 10.00, 11.30 dan 13.00 WIB.” Keterangan Bambang Haryo Soekartono.
       Aksi donor darah ini adalah kerjasama bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) PMI Sidoarjo. ”Sehari kebutuhan kantong darah untuk pasien yang membutuhkan antara 120 sampai 150 kantong darah. Sedangkan pendonornya dalam sehari rata-rata hanya sekitar 50 sampai 60 orang sejak adanya wabah Corona. Akibatnya stok kantong darah menurun tajam. Padahal, berdasarkan peraturan dan standarisasi WHO, stok darah di wilayah minimal 2 persen dari jumlah penduduk. Jika saat ini jumlah penduduk Sidoarjo mencapai 2,3 juta orang maka minimal stok kantong darahnya adalah 47.000 kantong darah.” Ungkap Bacabup Sidoarjo.
      “Ditengah pandemic Covid-19, saya prihatin dengan kondisi persebaran virus yang semakin hari semakin meluas. Saya menyarankan untuk berjemur diterik matahari  dan juga berbudaya bersih. Selain itu mengkonsumsi Vitamin C dan E serta zinc yang terkandung dalam sayur bayam dan buah-buahan seperti tomat,” Saran BHS yang diungkapkan pasca donor darah.



      Sebelum berdonor darah media center juga menyediakan jamu tradisional yang berasal dari rempah. Jamu tersebut bisa dikonsumsi oleh para pendonor. Campuran beberapa rempah yang memiliki kandungan yg bermanfaat untuk tubuh tersebut diracik oleh BHS. Jamu tersebut telah dibuktikan oleh BHS jika aman untuk dikonsumsi, karena keluarganya pun mengkonsumsi itu setiap hari.Selain itu, racikan tradisional tersebut menjadi salah satu minuman yang wajib diminum oleh kurang lebih 6.000 pegawainya di PT.Dharma Lautan Utama Group.
         “Harapannya adalah seluruh warga sidoarjo bisa sehat, karena Sumber Daya Manusia adalah aset terbesar dalam suatu wilayah. Kesehatan adalah pondasi daripada aset tersebut agar produktifitas ekonomi tidak terganggu dan tidak boleh sampai hancur” Ujarnya.

BERI BUKTI DAN TEPATI JANJI, BHS BAGIKAN LIFE JACKET DAN MASKER UNTUK NELAYAN


        Bambang Haryo Soekartono (BHS) membagikan life jacket dan masker didaerah Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Pemberian 25 lifejacket ini adalah sesuai dengan yang dijanjikan BHS pada awal kunjungannya sekitar satu bulan sebelumnya. “Pada waktu itu saya diajak oleh salah satu nelayan untuk melihat bagaimana mereka menangkap ikan, mereka berangkat tanpa pengaman dan dengan membawa resiko yang sangat besar. Oleh karena itu saya ingin membantu memberikan sedikit lifejacket” Ujar Cak BHS.
      Selain lifejacket, ratusan masker juga dibagikan untuk masyarakat sekitar agar dapat terhindar dari covid-19. Beberapa nelayan juga mengeluhkan tentang kerusakan tambak hingga 1.000 hektar. Rudi yang merupakan salah satu nelayan mengungkapkan kerusakan tersebut sudah terjadi 7-10 tahun yang lalu hal itu diakibatkan oleh diterjang air laut pasang (rob). Kerusakan tersebut dinilai cukup merugikan masyarakat, sekitar 200 tambak tidak dapat berfungsi sampai hari ini. Sayangnya belum ada perhatian yang diberikan oleh pemerintah kabupaten sidoarjo untuk mengatasi permasalahan tersebut.
    Hampir seperempat wilayah sidoarjo masuk area tambak dan perikanan. Terutama wilayah sidoarjo timur. Dimulai dari Kecamatan Waru, Sedati, Buduran, Candi, Tanggulangin dan Jabon. “Sektor tambak harus menjadi perhatian oleh pemkab sidoarjo, sector ini perlu direvitalisasi. Para nelayan harus benat-benar diperhatikan baik itu nelayan tangkap dan nelayan budidaya agar ikon sidoarjo sebagai penghasil bandeng dan udang bisa kembali berkembang dan berdaya saing” Tegas BHS.

BHS memberikan contoh menggunakan life jacket pada nelayan

       “Ikon sidoarjo (bandeng dan udang) harus dipertahankan dan tidak boleh punah. Salah satu caranya adalah petani tambak dan nelayan harus diperhatikan nasibnya dan jangan sampai tersisih karena nelayan ada di seperempat wilayah Sidoarjo itu. Kalau Pak BHS jadi bupati saya yakin akan banyak inovasi termasuk adanya koperasi nelayan yang mengurus masalah bantuan keuangan, pengelolaan ikan serta pemasarannya” Tambahan Warih Andono, Ketua Fraksi Golkar DPRD Sidoarjo.
        Gagasan yang lain menurut BHS adalah sidoarjo perlu coolstorage. Tujuannya adalah agar ikan hasil tangkapan dapat disimpan dengan baik tanpa menurunkan kualitas ikan. Ketika sedang tidak musim, atau tangkapan menurun stok ikan selalu ada dan harga ikan bisa stabil dan tinggi. Dalam sector pengelolaan ikan juga harus ditingkatkan. Harus ada penemuan-penemuan hasil olahan ikan tangkapan khas sidoarjo agar pasar tidak jenuh.
           “Kami akan menyiapkan satu ponton dan dua alat berat (bekho) untuk merevitalisasi kerusakan tambak itu. Tujuannya agar tambak tersebut bisa difungsikan dan hasil panen bandeng ataupun udang kembali Berjaya, termasuk juga para nelayan bisa lebih produktif lagi. Syukur-syukur pemerintah mau memperhatikan dan memberikan penyelesaian agar meringankan beban nelayan” Ucap BHS menjelang akhir acara pembagian lifejacket dan masker.