Jumat, 15 Mei 2020

BHS : SWASEMBADA SUSU UNTUK TEKAN ANGKA STUNTING DI SIDOARJO




       Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono kunjungi salah satu peternak Sapi perah di Desa Plaosan, Kecamatan Wonoayu. Masih dalam serangkaian BHS Peduli Sidoarjo untuk membagikan sembako, kali ini buruh sapi perah menerima bantuan sembako tersebut.
       BHS yang kerap kali membagikan susu kepada anak-anak kecil yang ditemui, kali ini langsung melihat proses pemerahan susu di kandangnya. Dalam sehari peternak sapi perah tersebut mampu menghasilkan 100 liter susu murni. Namun semenjak pandemic Covid-19 penjualan susu menurun hingga 20 persen.
       Seperti yang sering dilontarkan, bahwa BHS ingin menekan angka stunting yang cukup tinggi dengan cara mencukupi gizi anak-anak Sidoarjo. Politisi Gerindra ini mengaku telah menyiapkan skema swasembada susu di Sidoarjo. Salah satu contoh program yang sudah disiapkan adalah minum susu gratis untuk kalangan pelajar sebulan dua kali.
     “Kalau swasembada susu terjadi, maka mendorong suksesnya program saya minum susu gratis satu bulan dua kali. Sehingga minum susu ini harapanya juga dapat menurunkan angka stunting Sidoarjo yang cukup tinggi di Jawa Timur” Ujar BHS saat membagi sembako untuk pra pemerah susu di peternakan sapi milik Suryadi di Plaosan.
      Selain itu program ini juga mampu memberdayakan para peternak sapi di Sidoarjo. Langkah yang akan BHS lakukan adalah dengan menginventarisir jumlah peternak dan sapi, setelah itu apabila ada kekurangan akan diberikan bantuan untuk menambah jumlah sapi atau bantuan pakan dan pasokan air.

   “Bantuan mesin pendingin susu juga diperlukan untuk menjaga agar susu tetap fresh. Hal lain yang juga bisa dilakukan adalah pengoptimalan susu untuk diolah menjadi komoditas makanan atau minuman lain, agar harga jualnya bisa lebih tinggi dibandingkan hanya dijual dalam bentuk susu murni,” Tegas Cak BHS.
       Keluhan Suryadi tentang harga pakan yang terus naik dan perlunya kemudahan untuk perizinan, pengemasan dan pemasaran menjadi perhatian Bacabup Sidoarjo ini. “Realisasi Kredit Usaha Rakyat harus benar-benar dipahami dan dinikmati oleh para pelaku usaha. Kemudian, izin memang harus dipermudah agar produk ini memperoleh kepercayaan publik dan kreatifitas dalam pengemasan juga perlu diperhatikan agar publik tertarik untuk membeli,” Imbuh BHS menanggapi keluhan Suryadi.
   Kades Plaosan, Arifin sudah melakukan pengenalan produk desanya ke tingkat kecamatan Wonoayu. Bahkan upaya pengembangan terus didorong oleh Desa, karena peterakan milik Suryadi ini mampu menarik tenaga kerja di kampung sekitar.         

1 komentar: